Di siang bolong yg sangat terik, Togar berjalan dengan lemas tiada gairah. Dia berjalan seperti sedang menenteng beban yg sangat berat. Keringat yg bercucuran tidak menahan Togar untuk terus berjalan di tengah hamparan polusi kota jakarta dan terjangan virus flu babi. Wajahnya menunjukkan suatu emosi yg terpendam, seperti melambangakan rasa marah, kesal, geram bercampur dengan lapar, ada-ada saja memang si Togar. Lalu dia pun memasuki sebuah cafe, hmm dia merasakan dinginnya AC ruangan dan mulai melirik seisi ruangan mencari seseorang.
Ucok sudah menunggu di pojok, dia melambaikan tangan ke Togar sambil tersenyum. Togar menghampiri meja Ucok, melirik sekilas, dan dengan gesit bagaikan macan menerjang rusa Togar menghabiskan makanan di piring Ucok. Lalu percakapan pun dimulai..
(tolong dibayangkan sebuah percakapan antara org BATAK ASLI..terima kasih)
"Bah macam mana pula kau TOGAR!!??" si Ucok marah melihat kelakuan temannya itu. Tapi si Togar tidak peduli dan masih meneruskan menghabiskan makanan si Ucok dengan sedikit brutal.
"Bah dicuekin aku, okelah kalo gitu aku tinggalkan saja kau ini supaya kau yg bayar!" seru si Ucok dengan suara lantang menggelegar mengagetkan seisi cafe.
Si Togar yang memang tidak memiliki uang sama sekali sangat kaget mendengarnya. "Uhuk uhuk, BAH jahat kali kau Cok, bayar pake apa lah aku ini??! Hukhuk nyamnyam" jawab si Togar dengan sedikit panik sambil tersedak paha ayam goreng saus mentega.
"Hahaha masi tak berubah kau dari dulu Gar, masih saja tidak pernah punya uang" sindir si Ucok dengan santai.
Togar ingat tujuan awal dia bertemu Ucok, dan dia pun mulai curhat, "Jangan sembarang cakap kau! Eh Ucok, aku ini sial kali. Ckckckck, rasanya itu hidup segan mati tak mau. Semua yang di kehidupanku sungguh menyebalkan dan bahkan aku rasa sepertinya tidak ada yang bisa aku syukuri lagi lah. Tidak bergairah lagi aku menjalani ini semua. Coba kau dengar: pekerjaanku ini tidak enak skali, gajinya ngga naik-naik; pacarku kawin lari sama Ujang si juragan bajaj; motorku yg belum lunas hilang dicuri; Blackberry ku juga hilang minggu kemaren gara2 aku online terus di jalan, mau mati saja lah aku Cok, udah gitu Jakarta makin panas, flu babi jadi ngetrend, ... [Togar terus menyebutkan hal2 kurang beruntung yang menimpa dirinya dan terus mengeluh tentang segala hal]"
Ucok mendengarkan dengan serius. "Oh aku mengerti Gar. Tapi jangan mati dulu lah kau, bayar dulu lah hutang kau yg dulu itu, hahahaha" jawab Ucok.
Togar merasa sedikit bingung mendengarnya, dan menjawab dengan sedikit emosi, "Kalau tahu kau akan ngomong gitu mending aku ga usah datang ke sini!!"
Ucok berpikir sejenak lalu tersenyum tipis, dia mengambil selembar kertas dari dalam tas kerjanya, lalu dia membagi kertas itu menjadi dua secara vertikal, dan mengeluarkan spidol dari saku kemejanya. Raut wajah Ucok menunjukkan dia punya suatu cara untuk menolong Togar.
"Ngapain kau dengan kertas itu? Aku kira kau mau kasi aku uang!"
"Uang saja pikiranmu Gar! Aku mau coba mendata hal yg kau syukuri dalam hidup dan yg tidak. Kolom sebelah kiri "SYUKUR", yg kanan yg "SIAL". Menurutmu apa saja Gar?" tanya Ucok.
"Hmm, tidak ada yg bisa kusyukuri Cok, kujamin kolom yg 'Syukur' itu pasti kosong"
Ucok pun mulai menulis dengan mantap dan percaya diri. "Oke kalau gitu coba ya aku bantu. Hmm, ya betul hidupmu memang benar2 sial Gar, liat saja dirimu penyakitan; punya TBC, rematik, kanker, buta warna, tum.. "
"Hey! Kau itu yg buta Cok! Orang aku sehat begini dibilang penyakitan, bahkan aku bisa Cok ngelakuin kerjaan yg berat, kau ini sembarangan sekali ngomongnya!"
"Oh iya ya, kau sehat rupanya. Kalau gitu kita tulis di kolom 'SYUKUR': 1. Punya tubuh yg sehat. Oh iya Gar kasian kali kau ya sudah bernasib sial begini tiada yang perduli. Orang tuamu dulu mencampakkan kau di Tanah Abang, terus sudah tidak perduli lagi sama kau. Dan lagi kau pun tidak punya teman, tiada yg mau bantu masalahmu, Togar Togar kasian skali dirimu.." ujar Ucok.
"BAH!! Ngomong apa kau? Mamak Bapak ku tidak pernah mencampakkanku, mereka selalu mencukupkan kebutuhanku dan selalu peduli sama keadaan ku. Sudah begitu teman-temanku itu ada banyak Cok yg baik; teman sekolahku, teman TK ku, teman Naposo, blom lagi yg di Facebook, Friendster, MySpace, Twitter, dan Plurk itu, dan kau lah Cok salah satu teman terbaikku."
"Wah beruntung kali kau ini rupanya, tak kusangka kau ini gaul juga. Oke kita tulis lagi ya di kolom 'Syukur': 2. Punya orangtua yg baik dan penyayang, 3. Punya teman dan sahabat yg baik.."
Togar terhenyak kaget melihat isi dari kolom 'SYUKUR', dia menyadari bahwa ada banyak hal yang masi bisa disyukuri dalam hidupnya, dan memang Tuhan itu memang sungguh mengasihinya. Togar tersenyum sangat lebar sampai-sampai cabe yg tersangkut di giginya terpampang jelas. Dia pun mulai untuk blajar bersyukur, dia sadar bahwa selama ini dia hanya fokus terhadap hal yg Tuhan ambil darinya bukan apa yg telah Tuhan berikan kepadanya. Dia hanya fokus pada apa yg dia bisa lakukan bukan pada apa yg bisa Tuhan lakukan dalam hidupnya. Togar sangat bersyukur sekarang, dia telah memiliki suatu pola pikir yg baru mengenai hidupnya. Pola pikir berkemenangan: pola pikir positif!
Ketika Ucok mau melanjutkan mengisi nomor berikutnya, Togar menghentikannya dengan halus dengan nada yang sedikit bijak, "Aku mengerti maksudmu Cok, maafin aku ya mengeluh melulu dari tadi, dan kayaknya aku bisa lanjutin sendiri kolom 'SYUKUR' itu.." Togar menjabat tangan Ucok dengan kuat, "Mauliate godang lae. Banyak hal yg bisa aku kerjakan daripada hanya mengeluh dan mengeluh. Sekarang aku sudah tidak seperti dulu lagi Cok!!!"
Ucok dengan malu-malu kucing berkata, "Hmm, Eh Cok, btw aku masi boleh tambah 2 porsi lagi kan?? Hehe, masi lapar aku. Bolehlah kan kita sahabat, hehe"
"Bah, sama saja lah kau seperti dulu! Hahahaha"
Konsep diadopsi dari buku "Berpikir Positif" oleh Norman Vincent Peale, dengan terlalu banyak improvisasi.
~Sandro Hanaehan Sirait~ sandro.sirait@gmail.com/085636061497
wow Puji Tuhan to the max ndro, dirimu keren skaliii hahah. ceritanya sangat menyentuh hasrat terdalam gw ndro. setidaknya sebelumnya gw jg sudah belajar untuk memahami kebaikan2 Tuhan di kehidupan gw. dan gw yakin bgt, life is a winding road, not a straight one. God just put some 'spicy' things in our life, just for makes us more manner to face the real world, so if u just hv the straught road, apa artinya hidup lo??!
ReplyDeleteeven gw tau, semua hal buruk yg terjadi di kehidupan gw itu smua totally 99% atas kesalahan gw, mao tau 1%nya? kebodohan gw, haha sama aja dudul, ya intinya semua kenangan buruk dikehidupan suda terlanjur terjadi, nasi suda menjadi dubur eh bubur mksd gw cing! keep gratitude in ur life, and always remember kata2 Tuhan "indah pada waktunya". AMEN!!!. i love u RK 70 ITF-VLV muach muach haha
-Mar_shalommmm!!! ugm ok! *numpang promosi
nice2. gw juga akhir2 ini mulai belajar berpikir kayak gitu. bukan tentang hal yang Tuhan ambil dari kita, tapi mensyukuri hal yang Tuhan berikan dan yang Tuhan izinkan kita miliki (sok abis bahasa gw) wakakaka
ReplyDelete-Iwg, salam UNPAD (gamau kalah sm yang atas)
yak! betul ndro! kita fokus hanya apa yang diambil dari kita, padahal yang Tuhan kasih masih lebih lebih banyak deh. btw, masa seputar indonesia malah nge bahas mbah surip mulu dah!
ReplyDelete-kiki, IT BINUS JUGA OKEEEE (hahaha!)
wah ndro keren banget ndro.. i love u
ReplyDeleteceritanya bagus bgt..
ReplyDeletepesan2nya pnya arti yg dlm..
aQ liat blognya dari group artikel rohani buat anak muda..
hmm..aQ blh msukin cerita ini di notes fbQ ga?
klo blh sih..
hai anne,makasi udah mampir ya,
ReplyDeletewaw seneng bgd tulisan ini bisa memberkati,
boleh bgd lah di taro di notes!tulis link ke sini juga ya tapi.hehe
godblessu..